1. Memasak adonan: sebelum dimasak, larutkan agar-agar dan gula dengan cairan terlebih dahulu. Bila memakai agar-agar batang atau lembaran, rendam terlebih dahulu sampai hancur, karena agar-agar yang dimasukkan ke dalam cairan panas, akan segera menggumpal. Masak larutan agar-agar dengan api sedang sambil terus diaduk supaya tidak terbentuk lapisan keras di dasar panci.
2. Memperhatikan adonan mendidih: bila memasak agar-agar bening, adonan akan mendidih dan bergolak seperti biasa. Namun bila cairan yang dipakai adalah santan, susu, krim atau yoghurt, usahakan jangan sampai mendidih dan bergolak. Kandungan lemak pada cairan akan pecah sehingga agar-agar yang dihasilkan tidak menarik. Solusinya, perhatikan saat mengaduk santan dan susu. Begitu mencapai titik didih, cairan akan berasap dan terasa berat/kental saat ditimba-timba dengan sendok pengaduk. Segera angkat panci dari api sebelum bergolak. Aduk/timba-timba terus sampai panasnya berkurang.
3. Mencampurkan yoghurt dan krim: campurkan setelah agar-agar mendidih dan diangkat dari api. Aduk dan timba-timba adonan sampai panasnya berkurang, kemudian tuang krim atau yoghurt sedikit demi sedikit sambil terus diaduk.
4. Mencampurkan kuning telur: tuang beberapa sendok adonan agar-agar ke dalam telur yang sudah dikocok, aduk sampai rata. Tuang kembali campuran telur ke dalam adonan agar-agar sambil terus diaduk (api dikecilkan) sampai adonan berasap. Angkat segera. Memasukkan kuning telur sekaligus ke dalam agar-agar mendidih, akan membuat telur matang dan berserabut halus.
5. Mencampurkan putih telur: kocok putih telur dengan sedikit gula pasir sampai kaku dan tidak tersisa cairannya. Tuang adonan agar-agar mendidih ke dalam putih telur yang sudah kaku sambil terus dikocok dengan mikser sampai tidak ada yang menggumpal. Adonan siap dituang ke dalam cetakan.
6. Membuat adonan berlapis: tuang lapisan pertama ke dalam loyang, tunggu selama beberapa saat (dalam suhu ruang) sampai terbentuk lapisan keras di permukaan puding. Tuang lapisan agar-agar berikutnya, dan tunggu beberapa saat lagi sebelum menuangkan adonan yang lain. Jangan memasukkan loyang ke dalam lemari es untuk mempercepat pembekuan, karena permukaan agar-agar akan berembun dan bisa menyebabkan lapisannya tidak melekat.
7. Mencegah adonan lekas beku: selama melapisi adonan terkadang adonan dalam panci mulai membeku. Untuk mencairkannya kembali, panaskan di atas api kecil atau selama melapisi adonan, rendam panci berisi agar-agar dalam wadah berisi air panas.
8. Membasahi loyang: basahi bagian dalam loyang/cetakan (kecuali bila menggunakan plastic mika) dengan air matang. Ini akan membuat agar-agar mudah dilepas dari cetakannya. Namun kadang, puding sulit untuk dikeluarkan. Coba selipkan sebilah pisau di antara agar-agar dan loyang cetakan, supaya udara bisa masuk ke dalamnya. Setelah itu balik cetakan dan keluarkan puding dengan hati-hati.
9. Membekukan puding: diamkan puding yang sudah dimasukkan ke dalam cetakan dalam suhu ruang sampai mengeras tepiannya dan tidak panas lagi. Setelah itu, puding baru boleh dimasukkan ke dalam lemari es untuk mempercepat pembekuan. Bila puding dimasukkan ketika masih berasap, maka pada permukaannya akan terdapat embun yang akan merusak penampilan puding saat sudah beku.
10. Menghias puding: puding bisa dihias dengan krim kocok, cokelat, dan buah-buahan. Pakailah buah yang dicampur ke dalam puding sebagai hiasan, kemudian lapisi dengan sedikit cairan agar-agar bening supaya dapat melekat dan tidak mudah lepas.
Comments
Post a Comment